Selasa, 31 Juli 2012

My Holiday

LIBURAN……..
Tahun Ajaran baru berarti liburan baru juga….. dan kali ini liburan aku paling menyenangkan dibanding dengan liburan-liburan yang terdahulu. Karna kali ini aku di ajak papa ke Bali alias pantai Kute alias kumpulan para orang bule. Bayangin aja aku tuh ga pernah mimpi kesana eh sekarang malah diajak ikut kesana… oh god I don’t belive that… ternyata papa lagi ada kerjaan yang mengharuskan papa ke Bali dan papa mengajak aku untuk menemaninya.
Saat pagi tiba ketika aku membuka mata sudah ada di bali ehm….. aroma balinya dasyat euy…. Dan rencana yang semalem papa bilang ke aku akan mengajak ke paperan lukisan karena ,Hari ini papa lagi libur ketemu klien-nya.
Aku bangun langsung kearah dapur untuk membuat orange juice tanpa cuci muka dan gosong gigi terdahulu. Dengan wajah yang kesal aku membaca pesan yang tertempel di kulkas :
“To : Aprilia
Ma’afkan papa karena ada rapat mendadak dengan klien, diatas meja kerja papi ada undangan pameran lukisan, datanglah mungkin bisa menghibur harimu disini. I’m realy sorry.”
Papi
Kontan aku memberhentikan makanan yang yang dimulut ketika aku membaca pesan tersebut. “Uh, sebel papa seenaknya batalin janji aja” gerutu ku. Tak henti-henti aku mengerutu dalam hati sebel, kesel dan benci papa .Ku ambil undangan pameran dan kulihat waktu pameran lukisan tersebut diadakan ternyata pukul 5 sore. Ingin ku sobek karna kekesalan ku pada papa yang telah membatalkan rencananya sendiri, tapi ku pikir lagi ya sudahlah ku datangi saja toh aku juga tidak ada kegiatan hari ini.
Waktu menunjukkan pukul 4 sore dan aku masih males siap-siap untuk pergi ke pameran lukisan tesebut. Dengan gerakan yang males aku akhirnya ganti pakaian untuk datang ke pameran tersebut. Ketika hendak aku keluar apartemen bel pintu pun berbunyi dan ku buka ternyata supir papa datang dan telah di suruh papa mengantarkan aku ke tempat pameran tersebut.
Dalam mobil penasaran kutanya pada supir papi “papa sedang apa?” Tanya ku.
“Tuan sedang rapat non.” Jawabnya
“oh…” dalam hatiku menjawab ternyata papa benar-benar sibuk, sadarku.
Supir menyadarkan lamunan ku “sudah sampai non..”
“Oh, iya pak. Makasih.” Jawabku
Nona, saya tinggal ya, kata tuan jika acaranya selesai telepon tuan karena nanti tuan rencana jemput nona.” Jelas supir pada ku.
“Ok. Makasi pak.” Jawabku mengerti apa maksud supir tersebut.
Dengan langkah yang bimbang aku masuk ke pameran tersebut, dan ternyata didalam pameran semua lukisannya indah sekali sampai aku terkesima sekali melihat lukisan-lukisan yang dipajang. Dengan wajah yang serius aku melihat semua lukisan yang ada. Tanpa sadar ada yang menginjak kaki ku.
“Aduh….” Teriak ku sakit.
‘Ups, I’m so sorry.” Ucapan maaf orang tersebut.
Dan aku tidak mau mendengar maafnya karena yang terpenting kaki ku sakit sekali. Dan ketika aku ingin marah dan menatap wajahnya.
“oh, my god!!”
Ternyata yang menginjak kaki ku adalah Steven William . Kontan wajahku langsung memerah.
“Maaf ya, saya tidak sengaja menginjak kaki kamu, maaf banget ya.!!!” Ucapan maaf steven pada ku yang kedua kalinya.
Dibenakku “seorang Steven William, aktor favorit ku ada didepan mata ku dan meminta maaf pada ku… oh, my god, papa thanks telah memberikan undangan ini !!!”
“hai….hai…hai…” ucapan Steven yang menghentakan lamunanku.
“oh, iya… it’s ok. Ga apa-apa ko. Steven William ya…?” dengan senyum 45 aku menyapanya. Akhirnya kita sama-sama melihat lukisan tersebut.
Dan atas kesalahannya itu, Steven ingin menebusnya dengan makan malam di kafe. Ku telpon papa agar tidak usah menjemputku karna aku akan diantar oleh temanku.
Di kafe kami saling cerita dan aku lebih banyak bertanya, ternyata Steven sedang ada syuting dibali.
Sesampainya kami di pintu apatemen, ku ucapkan terima kasih telah mengajakku makan malam.
Komunikasi kita pun berlanjut, Steven mengajakku nonton dia dilokasi syuting di Bali, kami juga sering makan siang bareng dan menghabiskan waktu dipantai bersama personil kru lainnya.
Hari terakhirku dibali, kami habiskan dipantai seharian penuh bersama-sama. Hatiku sedih karna hari ini hari terakhir kita menghabiskan waktu di pulau dewata Bali. Tapi kami dipantai pun berfoto dan tak lupa bermain dan bernyanyi bersama anggota kru lainnya. Waktu telah menjelang malam pulanglah kami dari pantai dan Steven pun mengantarku pulang sampai apartemenku. Ku ucapkan terima kasih karena telah menemani hari-hari liburanku di Bali.
Dia mengacak-acak rambutku dan ia berucap “Kau adalah sahabat yang tak pernah ku lupakan.”
Tanpa sadar air mataku membasahi pipiku dan Steven pun membasuh dengan tangannya.
Dan ini lah liburan panjang yang mengesankan dalam hidup ku yang mungkin akan aku kenang seumur hidupku. Liburan terindah yang pernah aku alami.
The end